Sabtu, 28 Juli 2012

Just give it a try

“Jangan bilang, Lo mau nunggu sampe beneran siap 100% buat ngelakuinnya, kapan itu? Kalo Lo nunggu siap 100% buat bergerak, Lo ga akan pernah bergerak, tahu kenapa? Karena akan ada aja celah yang membuat kita ngerasa ga siap. Trust me, Just Give it a try, and look how does it works…!”

Begitulah kurang lebih penuturan seorang teman saat gue curhat soal ini itu yang berujung pada satu jalan buntu berjudul “belum siap”. Entah sudah berapa kali gue bilang belum siap soal hal yang satu itu dan entah sudah berapa kesempatan lewat begitu saja karena kesiapan yang dirasa belum mencapai 100%.

Otak gue tiba-tiba teringat ke masa dimana gue baru saja lulus SMA dan sedang gamang menerima keputusan orangtua, lanjut kuliah atau menjadi seorang pekerja. Boleh dibilang, kondisi saat itu jauh dari kata siap untuk bisa lanjut sekolah ke perguruan tinggi. Beberapa kejadian tidak mengenakan terjadi begitu saja tanpa pernah pamit, membuat rencana demi rencana gagal terwujud, dan salah satu dari rencana yang sudah dibuat oleh kedua orangtua yaitu menyekolahkan gue sampai ke perguruan tinggi pun berada di ujung tanduk, terancam gagal.

Alhamdulilah, dengan modal sedikit nekad, berbekal keyakinan bahwa sekolah adalah salah satu jalur yang bisa memutus mata rantai kemiskinan, membuat kedua orangtua gue maju untuk menyekolahkan gue meskipun mereka belum benar-benar siap secara financial. Ya, mereka ga nunggu siap 100% secara financial untuk menyekolahkan anak-anaknya. Kalau mereka lakukan itu, mungkin sampai hari ini gue belum mengecap masa-masa kuliah dan kedua orangtua gue belum bisa mewujudkan mimpinya untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi dari mereka. Ya, ini cuma contoh nyata kecil berkaitan dengan pernyataan teman gue barusan dan gue yakin masih ada contoh nyata lain di luar sana yang bisa menguatkan pernyataan itu.

Kalau boleh jujur, saat mengambil keputusan ada rasa takut yang membayangi jika melakukan sesuatu yang dirasa diri belum siap untuk dilakukan, takut salah jalan. Itu yang terjadi sampai saat ini, takut salah ambil keputusan, takut terburu-buru ambil keputusan padahal belum siap, meskipun disisi lain ada keinginan untuk bergerak. Kalau sudah ada keinginan untuk bergerak, just do it, bergeraklah mengikuti kata hati.

“Ga ada yang salah dari keputusan yang diambil, kecuali satu, lo ga pernah yakin dengan keputusan yang lo ambil itu..”, begitu kata teman yang lain saat gue mengutarakan hal yang sama, tentang ketidaksiapan yang membuat takut untuk bergerak, dan akhirnya membuat gue tidak bergerak sama sekali waktu itu.

Dan ternyata kuncinya adalah keyakinan dalam diri masing-masing. Yakin dengan keputusan yang akan diambil. Yakin dengan hal yang akan dijalani. Yakin semuanya akan baik-baik saja. Kalaupun pada akhirnya nanti keputusan yang diambil tidak menghasilkan sesuatu seperti yang diharapkan, paling ngga rasa sesalnya ga akan sebesar saat lo ga melakukan apa-apa karena takut dan tidak siap. Akan ada pembelajaran baru, hal-hal baru yang membuat kita lebih kaya pengalaman, lebih peka lagi, dengan catatan, mau mencerna lebih dalam lagi tanda-tandaNya.

Ya, semuanya itu proses, kalau kata Adenita, Perjalanan Mata, Hari, dan Hati. Just be true to your self and give it a try J.

Happy fasting, have a great  journey start from now on J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar